Senin, 14 Januari 2013

Sejarah Kota Seremban

Sungai Ujong muncul dengan ditemukannya bijih timah pada 1870-an seperti sebagian besar kota besar di Semenanjung Malaysia. Penemuan timah di daerah terdekat yang disebut Rasah, melihat masuknya Arab, imigran Melayu dan Cina untuk bekerja di tambang dan perdagangan di sana. Sebagian besar Melayu setempat adalah petani.

Berganti nama menjadi Seremban, kota berkembang tidak hanya sebagai daerah pertambangan tetapi juga pusat bisnis. Sungai Linggi menjabat sebagai outlet tunggal untuk mengangkut timah dan persediaan masuk dan keluar dari kota. Pendapatan datang bukan hanya dari perdagangan timah tetapi juga dari sejumlah besar pajak yang dikumpulkan, banyak ketidaksenangan para pedagang dan kolonialis Inggris di pelabuhan tetangga Malaka.

Kepala suku lokal, yaitu 'Kelana dan Dato' dengan Dato Shahbandar Sungai Ujong adalah bertentangan satu sama lain pada hak untuk mengumpulkan pajak dan kepemilikan dan penguasaan tambang. Persaingan untuk menegaskan pengaruh dan otoritas membuka pintu untuk intervensi Inggris di Negeri Sembilan. Inggris memihak dengan Dato 'Kelana atas undangan dan mengalahkan pasukan Dato' Bandar yang kemudian dikirim ke pengasingan ke Singapura. Dalam sebuah acara syukur kepada Inggris untuk membantunya memenangkan perang, Kelana yang Dato 'tidak punya pilihan selain menerima Residen Inggris yang pekerjaannya adalah menasehatinya mengenai hal-hal lain selain agama dan adat istiadat Melayu.

Kapten Murray ditunjuk sebagai penduduk pertama dan kemudian set-up kediamannya di Jalan Channer, sekarang berganti nama Gagap Jalan Dato 'siamang. Segera setelah itu, orang-orang yang tinggal di sekitar Rasah pindah ke Jalan Channer demi keamanan dan tertib administrasi nya.

Seremban adalah salah satu dari empat ibu kota negara yang belum mencapai status kota (Bandar raya) selain Kota Bharu, Kuantan dan Kangar. Namun, Kementerian Perumahan dan Pemerintah Daerah telah disetujui Seremban harus dideklarasikan kota dengan 9 September 2009. Untuk mencapai status kota, pemerintah negara telah sepakat bahwa Majlis Perbandaran Diskonto dan Majlis Perbandaran Seremban akan digabung.

Mentri Besar Datuk Seri Mohamad Hasan mengatakan selama ulang tahun Muhriz Tuanku
"Pemerintah negara bagian ingin memastikan semua infrastruktur yang diperlukan, transportasi umum dan fasilitas dan layanan yang meliputi pengumpulan sampah dan lingkungan lebih aman, berada di tempat sebelum melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar